TINGKAT PENGUASAAN MAHASISWA TERHADAP MATERI INTEGRAL BERDASARKAN ASAL SEKOLAH
Keywords:
tingkat penguasaan materi, integral, asal sekolahAbstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh asumsi peneliti bahwa sebagian mahasiswa telah mengenal materi integral pada saat SMA/MA khususnya yang mengambil jurusan IPA dan siswa SMK kelompok bidang teknologi, kesehatan dan pertanian. Oleh karena itu, boleh jadi tingkat penguasaan mahasiswa terhadap materi integral pada mata kuliah matematika dasar berbeda satu dengan lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat penguasaan mahasiswa terhadap materi integral pada mata kuliah matematika dasar yang diampu peneliti berdasarkan latar belakang sekolah mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif (kuantitatif) yang datanya diambil dengan angket dan tes tulis. Adapun tingkat penguasaan yang dimaksud dalam penelitian ini peneliti klasifikasikan sebagai berikut: 1) sangat menguasai, jika diukur dengan skor yang diperoleh sekurang-kurangnya 76% dari skor maksimal ideal untuk kategori yang bersangkutan; 2) menguasai, jika diukur dengan skor yang diperoleh mahasiswa antara 56%–75% dari skor maksimal ideal; 3) kurang menguasai, jika diukur dengan skor yang diperoleh mahasiswa antara 40%–55% dari skor maksimal ideal; 4) tidak menguasai, jika diukur dengan skor yang diperoleh antara 0%–40% dari skor maksimal ideal. Selanjutnya dilakukan analisis ragam satu arah (one way anova) untuk menguji adanya perbedaan rata-rata hasil tes mahasiswa berdasarkan asal sekolah. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah ada perbedaan tingkat penguasaan mahasiswa terhadap materi integral berdasarkan asal sekolah. Mahasiswa yang berasal dari SMK dengan skor rata-rata 67,33 masuk dalam klasifikasi menguasai; mahasiswa yang berasal dari SMA/MA jurusan IPA dengan skor rata-rata 61,93 masuk dalam klasifikasi menguasai; sedangkan mahasiswa yang berasal dari SMA/MA jurusan IPS dengan skor rata-rata 41,82 masuk dalam klasifikasi kurang menguasai. Berdasarkan hasil analisis ragam satu arah (one way anova) juga ditunjukkan ada perbedaan signifikan rata-rata hasil tes mahasiswa berdasarkan asal sekolah. Ini ditunjukkan dari nilai F = 7,319 yang lebih besar dari F(2,46)(0,95) = 4,00. Atau Sig. = 0,002 < 0,05 = α.
Downloads
References
Departemen Pendidikan Nasional.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.
Nana Sudjana, Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Nurfalah, E. (2012). Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Keterampilan Guru Mengelola Kelas. In Prosiding Seminar Nasional MIPA dan Pembelajaran (pp. 38–45). FMIPA UM.
Rosalia, Lia Angela. 2013. Peningkatan Penguasaan Konsep Kenampakan Alam dalam Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT. Diakses dari http://jurnal.fkip. uns.ac.id.
Ruseffendi, E.T. 2003. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-.Eksakta Lainnya. Semarang: UPT UNNES Press.
Santoso, S dan Tjiptono, F. 2001. Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sarwono, J. 2011. Buku Pintar IBM SPSS Statistics 19. Jakarta: PT. Gramedia.
Sunarto. 1997. Dasar dan Konsep Penelitian. Diktat Perkuliahan, PPs IKIP, Surabaya.
Susetyo, Budi. 2010. Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT Refika Aditama.
Walpole, Ronald E. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
. 2013. Buku Petunjuk Praktikum Statistika Dasar. Tuban: FKIP UNIROW Tuban.