Pengaruh Kosentrasi Air Bekas Cucian Beras (Leri) yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Bibit Bakau Rhizophora Stylosa Skala Laboratorium

Authors

  • Miftachul Munir
  • Sofiana Sofiana

DOI:

https://doi.org/10.55719/j.miy.v1i1.363

Keywords:

Bibit Mangrove, Rhizophora stylosa, Air sisa cucian beras

Abstract

Pertumbuhan bibit mangrove Stylosa Rhizophora membutuhkan unsur hara dan organik. Air beras leri atau dapat digunakan sebagai nutrisi tambahan untuk bibit mangrove karena mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan kadar air padi terhadap pertumbuhan bibit mangrove Rhizophora stylosa. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas PGRI Ronggolawe (UNIROW) Tuban. pada tanggal 2 Juni 2016 sampai dengan tanggal 1 Juli 2016. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dilengkapi dengan tiga perlakuan dan 9 ulangan. Perlakuan pertama penyiraman menggunakan air bekas cucian (leri) beras 25 ml: air laut 75 ml, perlakuan kedua penyiraman menggunakan air bekas cucian (leri) beras 50 ml: air laut 50 ml, dan Perlakuan Penyiraman ketiga menggunakan air bekas cucian (leri) beras 75 ml: 25 ml air laut. Hasil penelitian menunjukkan kadar air cucian beras terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Alip, N. 2010. Anti Stres dan Perangsang Akar Tanaman.Di akses tanggal 20 mei 2011.

Andri, 2011.(Pengaru Air Sisa cucian beras Terhadap Tomat). Tesis.

Arief, A. 2009. Hutan Makekat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Dahuri, 2006. Pola Pengawasan Ekosistem Mangrove. Makalah Disampaikan Pada Lokakarya Nasional Pengembangan Sistem Pengawasan Ekosistem Laut Tahun 2004. Jakarta, Indonesia.

Dahuri, 2012. Masa Depan Indonesia Kelaut Saja. Roda Bahari. Bogor.

Davis, Claridge dan Natarina, 2005. Ekosistem mangrove, Fungsi, dan pengelolaannya. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Dinda dalam Kusriningrum, 2011. Rancangan Percobaan. Bumi Aksara. Jakarta.

Efendi, 2009. Ekosistem Mangrove di wilayah pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut, IPB Bogor.

Ghufran, 2012. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan – Institut Pertanian Bogor. Bogor, Indonesia.
Hanafiah, KA. 2005. Rancangan Percobaan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Hardiyatmo, 2009. Mekanik tanah (Prinsip-rinsip rekayasa geoteknis) jilid I. Surabaya : Universitas Institute Tegnologi 10 November.

Heru, 2013. Ekosistem wilayah pesisir (Online), http://Mangrovemagz.com.

Irwanto, 2006. Zonasi Pengembangan Kawasan Mangrove Yang Berkelanjutan. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan - Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor, Indonesia.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Terjemahan oleh Benyamin.

Kuswanto, 2011. Pengertian Observasi (Online), (http://klikbelajar.com/umum/ observasi-pengamatan-langsung-di-lapangan/.) Diakses tanggal 24 Agustus 2013.

Mudassir, 2011. Deskripsi Karakteristik Biologi. http://josuasilitonga. com.

Nontji, A. , 2007. LAUT NUSANTARA. Jakarta : Djambatan.

Noor, Y. R., M 2006. Panduan Mengenal Mangrove Di Indonesia. PKA/WI-IP Bogor.

Nugroho, 2014. Dasar Dasar Ilmu Tanah.Divisi Buku Perguruan Tinggi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta . 360 Halaman.

Nursal et al.,2005 hutan mangrove fungsi dan manfaatnya, penerbit kanisius : Yogyakarta.

Opa, E. T, 2010. Analisis perubahan hutan luas hutan mangrove, jurnal perikanan dan kelautan Vol. VI-2, Agustus 2010.

Pramudji, 2005. Pusat Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan. Bogor. Indonesia.

Rasyid, 2009. Ekologi hutan mangrove. Jakarta : Bumi Aksara.

Rochana, 2010. Pengawasan Ekosistem Mangrove. Jakarta.

Sanusi, H. S. 2006. Kimia Laut. Proses Fisik Kimia dan Interaksinya dengan Lingkungan. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 188 + xi halaman.

Sastrosupadi, 2005. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian Edisi Revisi. Kanisius. Yogyakarta.Hal. 70.

Satriono, 2007. Biologi Laut Profil Mangrove Taman Nasional Balura. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Setywan, dkk. 2011 zonasi hutan mangrove (Online), www.irwantoshut.com/2011/01/09/zona hutan mangrove.

Siregar, 2010. Pengertian Data Primer dan Data Sekunder (Online), (http://csuryana.com/2010/03/25/data-dan-jenis-data penelitian /). Diakses tanggal 24 januari 2014.

Siregar, 2010. Statistika deskriptif untuk penelitian. Raja wali pers. jakarta.

Sugiono, 2009. Metedo penelitihan bisnis. Alfa beta. Bandung.

Supriharyono, 2007. Konservasi Ekosistem Dan Sumber Daya Hayati Di Wilayah Pesisir Dan Laut Tropis Yogyakarta : pustaka pelajar.

Supriharyono, 2007. Struktur dan Penyebaran Vegetasi strata Sampling di Kawasan Hutan Mangrove. Pulau Bengkalis Propinsi Riau. Indonesia.

Umar, 2008. Rancangan Percobaan, Universitas Airlangga. Surabaya.

Wulandari dkk., 2011. nutrisi tanaman jurusan tanah. UGM Yogyakarta.

Yayu, 2011. Kandungan dan fungsi air cucian beras. (Online), http://adiitoo.com/2011/11/14/manfaat-air-ccucian-beras-2/ .

Published

2022-02-06

How to Cite

Munir, M., & Sofiana, S. (2022). Pengaruh Kosentrasi Air Bekas Cucian Beras (Leri) yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Bibit Bakau Rhizophora Stylosa Skala Laboratorium. Jurnal Miyang : Ronggolawe Fisheries and Marine Science Journal, 1(1), 16–19. https://doi.org/10.55719/j.miy.v1i1.363